GpWlTUM5GUziTUW8BSW9GfriGd==

Situs Islam Tertua di Asia Tenggara Dapat Perhatian Khusus, KAHMI Apresiasi Langkah Bupati Aceh Timur

Tinta Rakyat Nusantara.Com, Aceh Timur – Langkah progresif Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, dalam merawat sejarah kejayaan Islam di tanah Serambi Mekkah, mendapat sambutan hangat dari Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD-KAHMI) Aceh Timur.

Bupati muda itu belakangan giat mempromosikan situs Kerajaan Islam Peureulak, kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara, agar tak hanya dikenal lokal, tapi juga menjadi magnet sejarah tingkat regional. Salah satu gebrakan terbarunya adalah menawarkan hadiah Rp100 juta bagi siapa pun yang berhasil menemukan Kitab Idharul Haq, naskah kuno yang diyakini menjadi bukti penting eksistensi kerajaan Islam Peureulak.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Al-Farlaky di hadapan ribuan jamaah dalam peringatan 1 Muharram 1447 H sekaligus Haul ke-1223 Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah, di Komplek Makam Sultan, Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak, Kamis (10/7/2025).

Tak hanya itu, Al-Farlaky juga tengah menggagas sejumlah inisiatif strategis, seperti pembuatan film dokumenter sejarah, pemugaran situs makam Sultan, hingga pelacakan dan pelestarian dokumen-dokumen penting peradaban Islam. Salah satunya tentu Kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil karya ulama besar Abu Ishak Al-Makarani Sulaiman Al-Pasy, yang hingga kini belum ditemukan.

Ketua MD KAHMI Aceh Timur, Mahyuddin Kubar, menyatakan dukungan penuh atas inisiatif Bupati Al-Farlaky tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Pak Bupati. Ini bukan hanya soal infrastruktur sejarah, tapi penghargaan terhadap para pendahulu kita yang telah membangun pondasi aqidah dan syiar Islam di negeri ini,” tegas Mahyuddin, Sabtu (12/7/2025).

Menurutnya, sejarah peradaban Islam di Aceh Timur, khususnya Peureulak, adalah warisan besar yang harus dirawat dengan sungguh-sungguh. Mahyuddin juga mendorong agar pemerintah pusat memberi perhatian serius dan mengalokasikan anggaran untuk pemugaran situs tersebut, mengingat nilainya bukan hanya untuk Aceh, tapi untuk sejarah dunia Islam di Asia Tenggara.

“Ini bukan hanya milik Aceh, tapi milik peradaban Islam. Komplek makam Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah adalah saksi hidup sejarah kejayaan Islam. Sudah selayaknya ia dipugar dan dilestarikan,” tambah Mahyuddin.

Sebagai bagian dari organisasi yang lahir dari rahim gerakan mahasiswa Islam, KAHMI menyatakan siap mendukung penuh upaya pelestarian sejarah ini, dan berharap kolaborasi lintas institusi bisa terbangun, mulai dari pemerintah daerah, pusat, hingga akademisi dan masyarakat.

Karena sejarah bukan sekadar masa lalu. Ia adalah jati diri bangsa, dan api penerang jalan masa depan.

(Zainal Abidin/Editor:Red).

Komentar0

Type above and press Enter to search.