Tinta Rakyat Nusantara, Sintang, Kalimantan Barat — Warga Desa Tanjung Permai, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang, terus menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi jembatan utama desa mereka yang kini kian membahayakan. Jembatan yang menjadi satu-satunya akses penghubung tersebut dinilai sudah tidak layak pakai dan menanti perhatian serius dari pemerintah.
Menurut warga, kondisi jembatan yang mengkhawatirkan itu telah lama terjadi dan berulang kali disuarakan, namun belum mendapatkan tanggapan nyata dari pihak berwenang. Bahkan, sejumlah inisiatif perbaikan yang dilakukan hanya sebatas swadaya masyarakat tanpa dukungan anggaran dari pemerintah desa.
“Sudah berkali-kali kami dijanjikan akan ada perbaikan, tapi sampai sekarang tak ada realisasi. Setiap kali mau diperbaiki, warga justru dimintai iuran,” ujar seorang warga Desa Tanjung Permai yang enggan disebutkan namanya.
Warga menyebut, keberadaan jembatan tersebut sangat vital untuk aktivitas sehari-hari seperti menuju sekolah, pasar, fasilitas kesehatan, dan kegiatan ekonomi lainnya. Sayangnya, risiko kecelakaan terus mengintai karena struktur jembatan sudah lapuk dan tidak stabil.
Lebih jauh, masyarakat merasa kecewa karena dalam usia kemerdekaan Indonesia yang telah menginjak 79 tahun, mereka masih belum merasakan pemerataan pembangunan. Ketimpangan infrastruktur membuat mereka merasa dianaktirikan.
“Kami hanya ingin akses jalan dan jembatan yang aman dan layak, agar bisa hidup seperti warga lain di daerah yang lebih maju,” tutur warga lainnya.
Masyarakat Desa Tanjung Permai kini mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk segera melakukan perbaikan, sebagai bentuk keadilan sosial dan pemenuhan hak dasar warga negara. Mereka berharap, jeritan mereka tak lagi diabaikan, dan keselamatan warga bisa menjadi prioritas utama.
(Dwi-Red/Tim Liputan).
Komentar0