Tinta Rakyat Nusantara.Com, Kubu Raya – Polres Kubu Raya menggelar Apel Satgas Operasi Premanisme sebagai tindak lanjut arahan dari Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops Kapolri), Komjen Pol Dr. Akhmad Wiyagus, S.I.K, M.Si, M.M. Apel tersebut dilaksanakan setelah mengikuti rapat koordinasi secara virtual bersama Mabes Polri.
Kapolres Kubu Raya AKBP Kadek Ary Mahardika memimpin langsung apel dan memberikan arahan kepada seluruh personel yang tergabung dalam satuan tugas operasi tersebut.
Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, AIPTU Ade mengatakan, Kapolres menekankan pentingnya upaya preemtif yang dilakukan secara konsisten, khususnya dengan melaksanakan patroli rutin di lokasi-lokasi yang dianggap rawan dan kerap terjadi dugaan pungutan liar (pungli).
"Satgas preemtif agar melaksanakan kegiatan patroli setiap hari, terutama di jam-jam rawan. Fokuskan pengawasan di tempat-tempat yang sering terjadi dugaan pungli," tegas Ade, Kamis (8/5) pukul 10.00 WIB.
Lebih lanjut, AKBP Kadek Ary Mahardika juga mengingatkan potensi adanya keterlibatan oknum dalam praktik premanisme. Kapolres meminta jajaran intelijen untuk bekerja lebih cermat dan teliti dalam memetakan jaringan serta modus operandi yang berkembang.
“ Tidak menutup kemungkinan ada tindakan premanisme yang dibekingi oknum tertentu. Hal ini perlu dipelajari dan diperhatikan dengan serius oleh satuan intelijen di wilayah hukum Polres Kubu Raya,” ujarnya.
Kapolres juga menyampaikan bahwa praktik premanisme berpotensi mengganggu stabilitas kamtibmas dan ekonomi, serta dapat memicu konflik horizontal dan mengganggu harmoni sosial budaya masyarakat.
Dalam mengatasi persoalan ini, Polri tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, Kapolres Kubu Raya menegaskan pentingnya sinergi dengan berbagai pihak, termasuk stakeholder terkait dan tokoh masyarakat.
“Kami tentunya akan menggandeng stakeholder dan tokoh masyarakat dalam menangani permasalahan ini dengan melibatkan instansi terkait di masing-masing wilayah agar penanganannya komprehensif,” jelasnya.
Ade pun mengatakan, Kapolres turut menggarisbawahi maraknya ormas yang berkedok sebagai debt collector. Modus operandi seperti penarikan kendaraan dengan kekerasan di jalanan menjadi salah satu bentuk premanisme yang kini kerap terjadi.
“Banyak ormas yang menyamar sebagai debt collector dan melakukan penarikan kendaraan secara paksa. Ini perlu menjadi perhatian serius,” pungkas Ade.
Sebagai langkah strategis, Kapolres Kubu Raya mendorong pelaksanaan strategi pembinaan kamtibmas secara menyeluruh. Kapolres menyebut tiga pendekatan utama yang harus dijalankan, yaitu strategi preemtif, strategi preventif, dan strategi penegakan hukum (gakkum) untuk menciptakan situasi keamanan yang aman dan kondusif. (*/Dwi-Red).
Komentar0