Tinta Rakyat Nusantara.com, Jakarta — Dua kubu yang selama ini berselisih dalam tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yakni Ketua Umum hasil Kongres Bandung Hendry Ch Bangun dan Ketua Umum hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Zulmansyah Sekedang, akhirnya mencapai kesepakatan penting menjelang digelarnya Kongres Persatuan PWI akhir bulan ini.
Dua hal krusial yang disepakati adalah penetapan pengganti anggota Steering Committee (SC) yang kosong, serta keabsahan peserta kongres. Kesepakatan dicapai pada Sabtu, 2 Agustus 2025, melalui proses negosiasi yang dimediasi oleh anggota Dewan Pers, Dahlan Dahi.
"Alhamdulillah, SC sudah lengkap dan peserta Kongres PWI pun sudah disepakati semuanya mengikuti aturan PDPRT PWI. Semoga semua draf tata tertib yang akan disusun SC nantinya juga mengacu kepada PDPRT dan apa pun hasil Kongres PWI Persatuan tidak boleh ada satu pihak pun melakukan gugatan hukum," tegas Zulmansyah.
Hendry Ch Bangun menambahkan bahwa kelengkapan SC dan kejelasan status peserta kini sudah rampung secara prinsip untuk 39 provinsi dan cabang khusus Solo. “Tinggal masalah teknis yang perlu dirapikan. Dengan demikian, Selasa (5/8) semua peserta dapat diundang secara resmi oleh panitia kongres,” jelasnya.
SC yang baru akan diisi oleh Marah Sakti Siregar dan Diapari Sibatangkayu Harahap menggantikan Wina Armada Sukardi yang wafat, serta Atal Depari yang mengundurkan diri. Keduanya akan bergabung dengan lima anggota SC lainnya yang sudah ditetapkan sebelumnya. SC memiliki tugas penting dalam menetapkan syarat-syarat calon Ketua Umum PWI.
Saat ini telah disebut-sebut tujuh nama bakal calon Ketua Umum. SC pun sudah membuka ruang bagi para calon untuk mulai mempersiapkan dokumen dan persyaratan yang diperlukan.
Kongres PWI dijadwalkan berlangsung pada 29–30 Agustus 2025 di Cikarang, Jawa Barat. Hari pertama akan difokuskan pada konsolidasi organisasi dan pematangan teknis pelaksanaan kongres. Sedangkan hari kedua akan menjadi puncak agenda dengan pemilihan Ketua Umum dan Ketua Dewan Kehormatan PWI.
Kongres ini diharapkan menjadi titik akhir dari kemelut panjang dalam tubuh organisasi wartawan tertua di Indonesia, sekaligus membuka jalan menuju rekonsiliasi dan penguatan kembali marwah PWI.
(Ibrahim.SH/ Editor:Red).
Komentar0