Tinta Rakyat Nusantara.Com, Makassar - Innalillahi Wa'inna Ilaihi Raji'un.. Telah Berpulang Kerahmatullah Ustadz Muhammad Yahya Waloni atau yang dikenal Ustadz Yahya Waloni.
Yahya Waloni wafat pada usia 55 tahun saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Jalan Aroepala, Minasa Upa, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Jumat (6/6/2025) siang.
Yahya Waloni lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 30 November 1970, dengan nama lengkap Yahya Yopie Waloni.
Beliau berasal dari keluarga berdarah Minahasa yang dikenal taat dalam menjalankan ajaran Kristen.
Sebelum memeluk Islam, beliau pernah menjabat sebagai tokoh agama dalam struktur Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, khususnya di wilayah VI Sorong-Kaimana.
Beliau juga pernah menjadi Ketua sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong dari tahun 1997 hingga 2004.
Setelah itu, Yahya pindah ke Balikpapan dan sempat mengajar sebagai dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) hingga 2006
Perjalanan spiritualnya berlanjut ketika ia hijrah ke Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Di sana, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Ustadz yang dikenal karena latar belakangnya sebagai mantan pendeta itu disebut tiba-tiba terduduk di atas mimbar hingga tak sadarkan diri saat menyampaikan khotbah Jumat kedua.
Peristiwa itu sempat membuat prosesi salat Jumat tertunda.
Ustad Yahya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bahagia di Minasa Upa, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi masjid, namun nyawanya tidak tertolong.
Wafatnya tokoh kontroversial ini mengejutkan masyarakat luas, terlebih karena terjadi di tengah suasana perayaan Idul Adha.
Kronologi
Menurut Harfan Jaya Sakti (39), Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Ustad Yahya terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.
Ia menjelaskan, dalam rukun khutbah Jumat terdapat dua sesi khutbah.
Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan jeda duduk sejenak.
Kemudian khutbah kedua kembali dilanjutkan dengan penegasan tentang ketakwaan, shalawat, dan intisari khutbah sebelum doa penutup.
Ustaz Yahya Waloni sempat terduduk hingga tak sadarkan diri saat menyampaikan khotbah Jumat kedua.
"Ustaz Waloni terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk di antara dua khutbah.
Namun sebelum itu, masih sempat berdiri dan mengingatkan pentingnya bertauhid kepada Allah SWT," ujar Harfan yang juga menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Ustaz Yahya, yang lahir di Minahasa, Manado, diketahui sudah dijadwalkan oleh panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.
Pagi harinya, ia memberikan khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.
Ustaz Yahya menginap di Hotel Prima, Jalan Dr. SAM Ratulangi, bersama sang istri Siti Mutmainnah (34), yang berjarak sekitar 9,7 kilometer dari Masjid Darul Falah.
Sekitar pukul 10.30 WITA, panitia menjemput Ustaz Yahya.
Beliau sempat menyaksikan penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid, sementara sang istri dijamu di rumah salah seorang takmir yang berjarak sekitar 75 meter dari masjid
Pada pukul 11.30 WITA, Ustad Yahya memasuki masjid dan duduk di shaf pertama sambil membaca surat Al-Kahfi dan berzikir sebelum memulai khutbah.
Khutbah Jumat dimulai pukul 12.05 WITA setelah azan.
Harfan menuturkan bahwa tema khutbah Ustad Yahya berkisar pada kekuatan iman, menyoroti ujian Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih putranya Ismail sebagai bukti ketaatan individu, keluarga, dan umat Muslim.
Khutbah berlangsung sekitar 15 menit dengan jamaah memadati ruangan utama hingga lantai dua.
"Saya berada di lantai dua dan bisa menyimak pesan-pesan beliau dengan jelas," kata Prof. Dr. Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.
Setelah khutbah pertama selesai pukul 12.25 WITA, Ustaz Yahya kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua tanpa teks.
Namun, sebelum membaca doa penutup, beliau tiba-tiba memegang dada dan terjatuh di mimbar.
"Saya kira beliau mau minum, tapi tiba-tiba terduduk. Jamaah shaf depan panik. Imam dan pengurus langsung berlari ke depan," ujar Harfan.
Mata Ustadz Yahya sempat terbuka, tetapi Harfan menduga beliau sudah dalam kondisi sakratul maut.
Ustaz Yahya tidak sadarkan diri, dan shalat Jumat pun terhenti sejenak.
Tubuh Ustadz Yahya kemudian diangkat dan dibawa ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid.
"Saat dibawa, beliau sudah tidak sadarkan diri. Kami tidak tahu apakah meninggal di masjid atau di UGD," ungkap Harfan.
Evakuasi berlangsung sekitar pukul 12.35 WITA.
Shalat Jumat dilanjutkan kembali pada pukul 13.46 WITA setelah panitia dan jamaah yang mengantar pulang dari klinik kembali ke masjid.
Sekitar pukul 14.00 WITA, jamaah bubar dan kabar wafatnya Ustaz Yahya mulai tersebar luas di masjid. (*/TRN).
Komentar0