Tinta Rakyat Nusantara.Com, Pontianak – Komitmen untuk menciptakan akses pendidikan yang lebih luas terus diwujudkan oleh Afrina Academy. Kali ini, lembaga pendidikan yang digagas oleh Zaskia Putri, Esq. tersebut menggelar program Afrina Academy Goes to Local Youth Camp di TBM Rumah Baca Melati, Desa Kalimas, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pada 22-23 Februari 2025.
Berkolaborasi dengan komunitas The Local Champions, yang didirikan oleh dua penerima Afrina Fellowship 2024, Muhammad Iqbal dan Jamaludin, kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal transformasi bagi para pelajar di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Tak sekadar menghadirkan program edukatif, kehadiran langsung Zaskia Putri, Esq., seorang Dual-licensed Personal Injury Attorney yang berpraktik di Washington State dan Indonesia, membawa energi baru bagi para peserta. Ia berbagi kisah perjuangannya dalam dunia pendidikan dan hukum, memberikan wawasan, serta menyampaikan pesan kuat bahwa keterbatasan ekonomi atau geografis bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
"Pendidikan adalah hak, bukan sekadar privilese. Saya ingin mereka tahu bahwa mereka juga bisa sukses, bisa melangkah lebih jauh, selama ada kemauan dan akses yang memadai," ungkap Zaskia dengan penuh semangat.
Sebagai bagian dari misinya, Afrina Academy menghadirkan dua program unggulan: Afrina Fellowship dan Afrina Scholarship. Afrina Fellowship mendukung proyek akademik atau kebutuhan pendidikan dalam jangka pendek, sementara Afrina Scholarship memberikan beasiswa penuh bagi pelajar yang berpotensi tetapi memiliki keterbatasan finansial.
Program ini dibuka sepanjang tahun, memberikan kesempatan bagi siapa saja yang memiliki semangat belajar tinggi untuk mendapatkan dukungan tanpa hambatan biaya. Dengan pendekatan yang inovatif dan berbasis kolaborasi, Afrina Academy tidak hanya menjadi penyedia beasiswa, tetapi juga ekosistem pendidikan yang mendorong pertumbuhan dan kemandirian akademik.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa solusi atas tantangan pendidikan di Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga dapat diwujudkan melalui sinergi antara komunitas, akademisi, dan tokoh inspiratif. Dengan semakin banyaknya pihak yang peduli dan berkontribusi, harapan akan masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas bukan lagi sekadar impian, tetapi kenyataan yang semakin dekat.
(Dwi-Red/Red).
Komentar0