Namun, setelah perhelatan berakhir, tanda tanya besar mengenai dampak nyata bagi atlet lokal masih menggantung. Yayat Darmawi, SE, SH, MH, Koordinator lembaga TINDAK (Tim Investigasi Dan Analisis Korupsi) Indonesia, memberikan tanggapannya terkait penyelenggaraan Proliga di Kalimantan Barat.
“Penyelenggaraan Proliga sangat baik dan bagus sekali, terutama jika tujuannya adalah untuk memotivasi para atlet serta merangsang kembali semangat dan minat berolahraga demi kemajuan olahraga voli di Kalimantan Barat,” ungkap Yayat. Namun, ia menekankan bahwa masalah utama terletak pada kesungguhan program pembinaan yang masih minim dan terkesan tidak serius.
“Dampak dari lemahnya pembinaan tersebut terlihat dari peserta yang minim kualitas dan jumlah peserta yang tidak terpenuhi secara kuantitatif,” tambahnya. Yayat juga mengkritisi bahwa dari perspektif pembiayaan atau anggaran, yang lebih diuntungkan adalah penyelenggara.
“Kalau dilihat dari perspektif pembiayaan atau anggaran yang tersedia, maka yang lebih diuntungkan adalah penyelenggara. Kegiatan Proliga yang seharusnya berujung pada prestasi atlet kini sudah tidak lagi berfokus pada prestasi. Hal ini mesti dipertanggungjawabkan oleh penyelenggara dan penyedia anggarannya,” tegas Yayat.
Ketidakjelasan mengenai manfaat langsung dari Proliga 2024 bagi atlet lokal memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pemerhati olahraga. Mereka berharap pemerintah daerah dan pihak penyelenggara segera memberikan kepastian mengenai kelanjutan pembinaan dan pengembangan atlet voli di Kalimantan Barat.
Ketidakjelasan mengenai manfaat langsung dari Proliga 2024 bagi atlet lokal masih menjadi sorotan utama. Masyarakat dan pemerhati olahraga berharap ada tindak lanjut yang konkret untuk memastikan pembinaan atlet voli di Kalimantan Barat dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.(Tim/TRN).
Komentar0