Tinta Rakyat Nusantara.Com, Mekkah — Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhullah, melakukan pertemuan penting dengan Syeikh Dr. Abdullathif Muhammad Balthu pada pembagian dana wakaf Habib Bugak Asyi untuk Kloter BTJ 12 dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi asal Aceh, Sabtu (31/5/2025).
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan tersebut, Wagub Aceh menyampaikan apresiasi serta penghormatan yang tinggi kepada Syeikh Balthu dan seluruh nazhir wakaf Habib Bugak Asyi atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam mengelola harta wakaf demi kemaslahatan umat, khususnya jamaah haji asal Aceh.
"Saya sangat mengapresiasi kerja keras para nazhir yang telah menjaga dan mengelola amanah wakaf ini dengan penuh tanggung jawab. Ini adalah warisan berharga yang harus terus kita jaga dan perkuat," ujar Wagub Fadhullah.
Lebih lanjut, Wagub menyampaikan niatnya untuk mengundang Syeikh Balthu beserta para nazhir lainnya ke Aceh dalam waktu dekat, insya Allah, guna berdiskusi lebih lanjut mengenai langkah-langkah kolaboratif antara Pemerintah Aceh dan pengelola wakaf. Tujuannya, untuk memaksimalkan manfaat wakaf Habib Bugak Asyi secara lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk kehangatan dan persahabatan, Syeikh Balthu juga mengundang Wakil Gubernur untuk menghadiri jamuan makan malam di kediamannya. Dalam kesempatan itu, Syeikh Balthu mengenang dua kali kunjungannya ke Aceh yang membekas dalam ingatannya.
"Saya sangat terkesan dengan masyarakat Aceh. Mereka dikenal ramah, santun, serta kuat dan teguh dalam memegang nilai-nilai agama. Saya merasa seperti berada di tengah keluarga besar saya sendiri," ungkap Syeikh Balthu.
Menutup pertemuan, Syeikh Balthu menyatakan kesiapannya untuk menerima undangan ke Aceh demi mendukung segala upaya kebaikan, khususnya dalam pengembangan dan penguatan wakaf Habib Bugak Asyi.
Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk mempererat hubungan antara Pemerintah Aceh dan pengelola wakaf di Arab Saudi, serta membuka ruang yang lebih luas dalam menjaga dan memajukan aset wakaf peninggalan ulama besar Aceh tersebut.
(Zainal Abidin/Editor:Red).
Komentar0