Tinta Rakyat Nusantara.Com, Pontianak – Warga di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menjerit akibat harga gas elpiji subsidi pemerintah ukuran 3 kilogram melonjak hingga Rp25.000 per tabung.
“Susah sekarang kita dapat, di pangkalan itu sering habis stoknya. Makanya biasa kita dapatkan di pengecer, harganya antara Rp22.000 sampai Rp25 ribu,” ungkap Yunus, salah seorang warga Pontianak kepada media ini, Senin (08/09/2025).
Yunus menjelaskan kelangkaan elpiji 3 kilogram sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Harga per tabung pun naik bertahap. “Pokoknya sejak dari beberapa minggu lalu itu sudah mulai langkah. Nah mulai dari itu harganya naik terus mulai Rp20 ribu sampai Rp25 ribu. Dulu itu biasanya kita beli cuma Rp20 ribu jak,” jelasnya.
Ia mengaku, kenaikan harga elpiji 3 kilogram sangat memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah. Karena itu, ia berharap pemerintah memberi perhatian lebih terhadap persoalan ini.
Ketersediaan gas elpiji 3 kilogram atau yang dikenal dengan sebutan gas melon memang tengah menjadi sorotan warga di Kalimantan Barat. PT Patra Niaga selaku penyalur pun menyadari adanya dugaan penyebab kelangkaan dari ulah oknum pengecer nakal.
SBM Kalbar V Gas PT Patra Niaga Kalimantan, Muhammad Fadlan Ariska, menyebut ada indikasi sejumlah pengecer membeli elpiji dalam jumlah besar sehingga warga sekitar tidak kebagian.
“Takutnya ini terjadi ada beberapa oknum pengecer yang mungkin membelinya banyak sehingga warga-warga sekitar itu nggak kebagian,” kata Fadlan.
Sebagai langkah mitigasi, PT Patra Niaga mendorong digitalisasi distribusi melalui aplikasi MyPertamina agar penyaluran gas subsidi lebih merata dan tepat sasaran.
“Kalau dari sisi pengecer memang bukan di ranah kita, lebih ke ranah APH. Karena penyaluran hanya sampai level pangkalan. Salah satu bentuk mitigasi yang kita lakukan yaitu melalui merchant app MyPertamina, jadi setiap penerima wajib membawa KTP dan tercatat secara digital,” tegasnya.
(Ria/Tim Liputan)
Komentar0